Bagaimana ya jika anak hiperaktif? Seperti yang kita ketahui bahwa setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ada anak yang cenderung pasif atau pemalu, ada juga anak yang hiperaktif. Namun, apakah itu istilah hiperaktif itu sendiri? Pada dasarnya anak hiperaktif adalah anak yang Nampak sangat aktif. Apabila mengacu pada istilah psikologi, kondisi ini dinamakan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Sementara itu, menurut Yunias Setiawati dalam bukunya yang berjudul Penanganan Gangguan Belajar, Emosi, dan Perilaku Anak dengan Attention Hyperactivity Disorder (ADHD), kondisi ini adalah gangguan neurodevelopmental (gangguan yang mengakibatkan gangguan emosi dan perilaku) kronis. Di samping itu, ada tiga Gejala yang ditunjukan oleh gangguan ini, di antaranya adalah gangguan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang lebih berat dibandingkan teman seumurannya.
Gangguan ADHD ini sendiri dapat terjadi pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Risiko yang akan dialami anak-anak yang mengalami ADHD ini adalah sulitnya menyelesaikan sekolah, penolakan dari teman seusianya, konflik di dalam keluarga, kinerja yang buruk, depresi, hingga penyalahgunaan obat-obat terlarang dan bunuh diri.
Sayangnya gangguan ini sering dianggap sebagai hal yang ringan. Selain itu, alih-alih menganggap anak-anak yang mengalami ADHD itu perlu dibawa ke terapis atau psikolog, mereka sering dianggap sebagai anak yang membawa masalah dan nakal oleh orang tua. Anak-anak ini akhirnya dikucilkan atau diberi hukuman oleh sekolah atau bahkan masyarakat.
Anak hiperaktif atau anak yang mengalami gangguan ADHD ini juga dikategorikan menjadi dua jenis, di antaranya inatensi (yang sulit fokus) dan juga hiperaktif-impulsif. Keduanya memiliki karakter yang berbeda-beda di antaranya adalah:
Anak Hiperaktif Inatensi
- Mudah lupa dan kehilangan barang bawaan
- Kesulitan mengatur pekerjaan
- Sulit mengikuti aktivitas yang menghabiskan waktu banyak
- Seringkali ceroboh dan tidak tepat apabila mengerjakan sebuah pekerjaan
- Memiliki attention span yang pendek.
Anak Hiperaktif-impulsif
- Sering gelisah
- Terlalu banyak berbicara
- Terlalu sering menggerakkan ibunya
- Apabila bertindak tidak berpikir panjang
- Tidak bisa duduk tenang
- Tidak ada rasa takut.
Sayangnya, gangguan ini tidak ada obatnya. Akan tetapi, Ibu bisa mendampingi dan mengelola emosi atau perilaku mereka apabila terlampau impulsif. Ada beberapa cara untuk mendampingi anak hiperaktif.
Mendampingi Anak Hiperaktif
Mengajarkan anak agar hidup lebih teratur dan terstruktur

Seperti yang disebutkan sebelumnya, anak-anak dengan ADHD sangat susah fokus dan juga sering impulsif. Nah, membuat jadwal yang terencana dan terstruktur sangat mampu untuk membuat anak lebih fokus pada hal yang akan ia kerjakan. Ibu bisa mengatur jadwal seperti kapan dia harus mandi, makan, bermain, menonton, hingga tidur.
Ajak dan jadwalkan mereka untuk berolahraga

Berolahraga sudah dibuktikan bisa meningkatkan kadar hormon bahagia pada anak. Selain itu, olahraga bisa menjadi cara untuk menyalurkan energi yang berlebihan pada anak. Ibu bisa mengajak Si Kecil untuk jogging atau bersepeda. Atau Ibu bisa mendaftarkan mereka olahraga bela diri seperti karate atau taekwondo. Jika Si Kecil suka bermain sepak bola, Ibu juga bisa masukkan mereka ke sekolah sepak bola.
Hindari mereka dari hal yang mampu mengganggu konsentrasi mereka
Anak hiperaktif sangat sulit untuk fokus atau berkonsentrasi. Di sini, peran kita sebagai orang tua adalah menjaga mereka agar tetap berkonsentrasi atas apa yang mereka kerjakan. Apalagi ketika mereka mengerjakan PR dari sekolah mereka.
Menciptakan aturan dan melatih kedisiplinan mereka
Karena anak yang mengalami gangguan ADHD sering terganggu dengan fokus mereka, membuat aturan dan melatih kedisiplinan sangatlah penting. Di sini Ibu bisa mengatur jadwal mereka seperti kapan mereka harus tidur, atau kapan mereka harus belajar. Melatih kedisiplinan dari kecil juga sangat baik bagi mereka karena mereka dilatih untuk mengatur waktu.
Menghabiskan waktu bersama mereka
Sebagai orang tua kita tak hanya harus memberikan mereka nafkah dan pendidikan terbaik melalui menyekolahkan mereka ke sekolah-sekolah berkualitas. Menghabiskan waktu bersama mereka sangat penting lho, Ibu. Kedekatan orang tua dan anak dibangun oleh kebersamaan Ibu dengan mereka. Ibu dan Ayah tak harus membawa mereka ke taman bermain seperti Dufan. Dengan bermain dengan mereka di rumah, Ibu bisa mendekatkan hubungan Ibu dan Ayah dengan mereka kok.
Selain solusi di atas, Ibu juga sebaiknya mengetahui cara mengatasi kesulitan belajar di sekolah. Ibu bisa melakukan hal-hal berikut:
- Beritahukan pihak sekolah atau guru karena anak Ibu mengalami gangguan ADHD agar mendapatkan penanganan dan metode belajar yang cocok.
- Berdiskusilah dengan guru dan pihak badan konseling sekolah.
- Bantu anak menemukan bakat dan meningkatkan kemampuan mereka.
- Apabila tiga poin di atas masih belum bisa menjadi solusi, Ibu bisa mendaftarkan sekolah berkebutuhan khusus seperti homeschooling untuk anak dengan ADHD.