Mendapatkan sosok anak adalah hal yang banyak pasangan suami dan istri baru. Banyak hal yang mereka siapkan mulai dari ilmu mengenai perkembangan janin pada kehamilan hingga kebutuhan sebelum dan sesudah melahirkan. Namun, banyak yang belum mengetahui tentang kelahiran prematur. Padahal data WHO menyebutkan bahwa terdapat 15 juta bayi yang terlahir dengan prematur. Sehingga, hal tersebut harus pasangan baru perhatikan.
Apakah baru mulai berkeluarga dan sedang mengikuti program kehamilan? Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai apa itu kelahiran prematur di sini!
Mengenal Kelahiran Bayi Prematur
Dari data WHO di atas menjelaskan bahwa ada 15 juta bayi yang terlahir dengan keadaan prematur. Hal tersebut tentu menjadi hal yang diwaspadai agar terhindar dari kelahiran bayi prematur. Namun, sudahkah mengetahui pengertian kelahiran bayi prematur?
Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi pada waktu sebelum atau lebih awal dari hari perkiraan lahirnya. Kelahiran dari bayi prematur memiliki dampak yang kurang baik, seperti berat badan bayi yang tidak sesuai. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang banyak ibu kurang pahami.
Lebih lanjut, usia kehamilan yang ideal adalah sebanyak 39-40 hari. Artinya kelahiran bayi akan jatuh pada minggu ke-39 atau ke-40. Namun, pada kondisi tertentu ada juga yang mengalami kelahiran pada minggu ke-37 atau ke-38 yang biasa disebut kelahiran lebih awal.
Sebaliknya, kelahiran bayi sebelum minggu ke-20 hingga ke-37 dikenal dengan usia kelahiran prematur. Sehingga, prematur artinya adalah kondisi ketika rahim mengalami kontraksi sehingga dapat membuka leher rahim atau serviks dan masuk ke jalan lahir.
Baca juga: Aman! 9 Tips Memancing Kontraksi agar Cepat Melahirkan bagi Ibu
Penyebab Ibu Mengalami Kelahiran Prematur
Secara umum banyak orang yang sudah mengetahui penyebab kelahiran prematur yang utama adalah pecahnya ketuban lebih awal. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kelahiran prematur. Berikut penyebab atau faktor-faktor kelahiran prematur.
Infeksi Bakteri
Tidak jarang terjadinya kelahiran prematur terjadi karena adanya infeksi bakteri pada sistem reproduksi dan saluran kemih. Dokter akan menduga bahwa senyawa yang bakteri hasilkan dapat melemahkan saluran kemih dan membuat lapisan sekitar cairan ketuban melemah, sehingga ketuban akan lebih cepat pecah. Tidak hanya itu saja, infeksi bakteri juga dapat menyebabkan infeksi dan peradangan pada rahim.
Lebih lanjut, terdapat beberapa infeksi yang menyebabkan kelahiran prematur, yaitu:
- Penyakit menular, seperti klamidia, gonorrhea, dan trikomoniasis.
- Infeksi rahim, termasuk pada cairan ketuban dan vagina akibat bacterial vaginosis.
- Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti infeksi ginjal, pneumonia, radang usus buntu (apendisitis), dan infeksi saluran kemih (asymptomatic bacteriuria)
Komplikasi Penyakit
Jika seorang ibu memiliki beberapa penyakit lain bisa jadi akan mengalami kelahiran prematur. Komplikasi penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, pre-eklampsia, plasenta previa (plasenta menempel leher rahim), dan abruptio plasenta (plasenta memisahkan diri dari dinding rahim sebelum lahir)
Kelainan Struktur Rahim atau Leher Rahim
Tidak jarang seorang ibu memiliki kelainan pada leher rahim yang pendek dengan ukuran kurang dari 2,5 cm. Kondisi ini membuat leher rahim tidak tertutup seharusnya, leher rahim menipis, atau leher rahim membuka dan menutup tanpa adanya kontraksi. Kelahiran tersebut terjadi sejak lahir atau akibat melakukan operasi, seperti operasi leher rahim (serviks) atau operasi di rongga perut selama masa kandungan.
Gaya Hidup
Gaya hidup sangat memengaruhi kondisi kehamilan terutama pada janin. Pola hidup diet saat hamil sangat bantu kesehatan janin. Berbeda halnya jika seorang ibu memiliki gaya hidup, seperti merokok saat hamil, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang, dan kurang mengonsumsi makanan bernutrisi akan berdampak pada tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Alasannya, karena kandungan yang terpapar rokok, minuman alkohol, dan obat-obatan terlarang dapat menembus plasenta dan mengganggu fungsi pembuluh darah plasenta yang mensuplai zat nutrisi atau oksigen bagi janin sehingga meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur, berat badan rendah (BBLR), hingga keguguran.
Kondisi Khusus
Selain, penyebab-penyebab di atas ada beberapa kondisi khusus yang dapat menyebabkan seorang ibu melahirkan prematur, seperti:
- Usia hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Memiliki riwayat lahir prematur (faktor genetik).
- Pernah mengalami aborsi atau keguguran.
- Hamil dengan bayi kembar dua atau lebih.
- Memiliki cairan ketuban yang berlebih.
- Jarak kehamilan kurang dari enam bulan dari kehamilan sebelumnya.
- Terlalu stres akibat aktivitas fisik atau tekanan psikis.
Tanda-tanda Kehamilan Prematur
Normalnya usia kehamilan terjadi pada usia kehamilan 37-40 minggu. Namun, pada ibu hamil yang mengalami kehamilan prematur terjadi sebelum 37 minggu. Penting mengetahui untuk ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui tanda melahirkan prematur. Berikut tanda-tanda kehamilan prematur.
Berkali-kali Mengalami Kontraksi
Jika terjadi berkali-kali usia kehamilan kurang dari 37 minggu perlu ibu waspadai. Alasannya, karena hal tersebut menjadi tanda kelahiran prematur. Kontraksi yang terjadi biasanya seperti rasa perut yang tertarik dengan rasa nyeri dan tidak hilang meski sudah mengubah posisi. Frekuensi kontraksi yang perlu ibu waspadai adalah jika terjadi sebanyak 5 kali atau lebih dalam satu jam.
Kram Perut
Kram perut biasanya terjadi pada saat menstruasi. Namun, jika keluhan tersebut terjadi saat hamil bisa jadi menjadi tanda kelahiran prematur. Apalagi hal tersebut sering terjadi dan cepat hilang, atau terjadi secara konstan.
Keluarnya Cairan dari Vagina
Meningkatnya dan keluarnya cairan dari vagina sangat bisa menjadi indikasi kelahiran prematur. Alasannya, karena cairan ketuban yang sudah pecah dan tubuh dengan bersiap untuk persalinan. Pada kondisi lain, bisa juga terdapat bercak darah bersama cairan vagina.
Nyeri Punggung Bawah
Tanda kelahiran prematur bisa terlihat jika mengalami nyeri punggung bawah. Rasa nyeri yang ibu alami biasanya bisa hilang dan timbul, atau menetap. Tetapi, beberapa kondisi juga akan terjadi rasa panggul yang tertekan, seperti ada dorongan dari bayi yang ingin keluar.
Baca juga: Wajib Tahu! Penyebab Susah Hamil Padahal Haid Lancar
Jenis-jenis Kelahiran Bayi Prematur
Meski bayi yang lahir dari keadaan prematur, mereka tetap harus ibu sayangi tanpa ada kurangnya sama sekali. Berikut ciri-ciri bayi prematur sehat atau jenis kelahiran bayi prematur yang ibu perlu ketahui.
Bayi Prematur yang Lahir Kurang 6 Bulan (Extremely Paterm)
Kondisi janin yang lahir kurang dari 28 minggu sangat perlu perhatian yang lebih, karena kondisinya yang buruk. Tidak hanya itu saja, kondisinya sangat besar kemungkinan memiliki risiko komplikasi kesehatan.
Faktanya, kebanyakan bayi yang lahir dengan kondisi prematur kurang dari 28 minggu atau 6 bulan memiliki angka harapan hidup sekitar 80% hingga 90%. Namun, ada juga usia kandungan 25 minggu atau 23 minggu memiliki angka harapan hidup yang semakin rendah antara 17% hingga 50%. Sehingga, mereka membutuhkan perawatan khusus dan tinggal lebih lama di NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
Bayi Prematur yang Lahir pada 7 Bulan (Very Paterm)
Kondisi bayi prematur 7 bulan juga tidak jauh berbeda dengan bayi prematur kurang dari 7 bulan. Hal yang membedakan mereka adalah berat badan mereka lebih besar kisaran 1,5 kg dibandingkan dengan bayi prematur kurang dari 7 bulan.
Kebanyakan bayi lahir prematur pada 7 bulan memerlukan perawatan dengan oksigen, surfaktan, dan bantuan mekanis untuk bernapas. Beberapa dari mereka perlu mendapatkan susu formula lewat pipa yang dimasukkan hidung atau mulut ke perut, namun ada juga yang lewat infus. Angka kehidupan mereka jauh lebih besar, yaitu sekitar 90% hingga 95%.
Bayi Prematur yang Lahir pada 8 Bulan (Moderately Paterm)
Kebanyakan bayi prematur 8 bulan berat badannya mencapai 2 kg. Kondisi mereka cukup baik yang dapat bernapas sendiri tanpa bantuan alat. Bayi prematur lahir 8 bulan sudah dapat diberikan ASI melalui botol susu. Bahkan, angka harapan hidup dari mereka mencapai 95%. Namun, mereka tetap membutuhkan perhatian khusus, karena alasan masalah dalam belajar dan perilaku.
Bayi Prematur yang Lahir pada 9 Bulan (Late Paterm)
Kondisi bayi prematur yang lahir menjelang 9 bulan atau di antara 34 hingga 36 minggu jauh lebih baik. Berat badannya juga sudah mencapai lebih dari 2,5 kg. Namun, bayi ini juga masih memiliki beberapa masalah, seperti masalah pernapasan, makan, dan penyakit kuning.
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Setelah mengetahui definisi dan tanda-tanda kelahiran prematur lebih baik juga dilengkapi dengan cara pencegahan. Meskipun terdapat ciri-ciri bayi prematur sehat dan membaik, hal ini tetap wajib ibu lakukan. Tujuannya selain mencegah agar anak prematur ketika dewasa nanti tidak akan kesulitan. Berikut cara mencegah dan menurunkan kelahiran prematur.
Menerapkan Pola Hidup Sehat Sebelum dan Selama Masa Kehamilan
Sebelum dan selama masa kehamilan penting menjaga pola hidup. Lewat hidup yang sehat ibu dan janin dapat melewati masa kehamilan dengan tenang. Berikut cara menerapkan pola hidup sehat, seperti:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengonsumsi asupan protein, karbohidrat, omega-3, vitamin, serta mineral (zat besi dan asam folat).
- Tidak merokok, menghindari asap rokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.
- Menjaga berat badan tetap ideal dan sesuai usia kehamilan.
- Rutin melakukan periksa kehamilan dengan dokter.
- Mengelola stres dengan cara yang positif.
Melakukan Terapi Progesteron
Terapi progesteron biasa dilakukan oleh wanita yang memiliki risiko tinggi melahirkan bayi prematur, terutama dengan riwayat kelahiran prematur dan kelainan serviks. Dokter bisa memberikan terapi progesteron dalam bentuk obat minum, koyo, suntikan, atau tablet.
Menjalani Prosedur Pengikatan Leher Rahim
Selain melakukan terapi progesteron, bagi ibu yang memiliki kelainan serviks atau melahirkan bayi prematur dapat melakukan pengikatan leher rahim. Prosedurnya dengan cara mengikat leher rahim, sehingga tidak terjadi kelahiran prematur.