Bagaimana Cara Mengajarkan Makna Rasa Tanggung Jawab Pada Anak?

Mengajarkan makna rasa tanggung jawab pada anak harus dilakukan semenjak mereka kecil. Karena sebagai manusia yang hidup dengan sesamanya pasti memiliki tanggung jawab masing-masing. Sebagaimana kata seorang filsuf asal Perancis, Jean Paul Sartre, bahwa setiap orang itu bebas, namun kebebasannya tidak terlepas dengan tanggung jawab-tanggung jawabnya. Maka, kebebasan kita mau tidak mau tetap saja dibatasi oleh konsekuensi itu sendiri.

Mengajarkan Apa Makna Tanggung Jawab

Orang yang memahami makna tanggung jawab, otomatis akan tahu konsekuensi dari apa yang dilakukan, sehingga mereka akan berpikir dua kali ketika melakukan hal yang merugikan dirinya. Mengajarkan mengetahui konsekuensi atas apa yang diperbuat sangatlah perlu karena mengetahui makna tanggung jawab adalah pondasi pribadi yang mandiri. Ada beberapa cara untuk mengajarkan anak kita untuk mandiri dengan menanamkan rasa tanggung jawab. Apa sajakah itu?

Mengajarkan Makna Tanggung Jawab dan Menanamkannya

1. Memberikan Contoh Secara Langsung

Apalagi selain memberikan contoh ketika mengajarkan anak. Apabila kita ingin menurunkan nilai-nilai luhur dan baik ke anak, tentu sebagai orang tua kita harus menjadi contoh bagi mereka. Anak-anak usia 5 tahun ke bawah menyerap pengetahuan dari inderanya. Maka dari itu, mereka akan mudah meniru. Tentu, untuk mengajarkan mereka, Ibu perlu mengajak mereka terlibat dalam kegiatan yang Ibu lakukan, seperti contoh Ibu melibatkan Si Kecil dalam melakukan aktivitas di rumah seperti berkebun atau merapikan kamar.

2. Mengarahkan dan Mendampingi Mereka

Sejak kecil, anak kita sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Ketika ia memutuskan suatu pilihan, di sini peran Ibu atau Ayah untuk mengajarkan dan mengarahkan mereka untuk memilih pilihan yang tepat. Mendampingi dan mengarahkan di sini bukan menjadi pihak yang otoriter ya, Ibu. Ibu bisa mengajarkan mereka dengan menunjukkan konsekuensi atau sebab akibat yang mereka terima apabila mereka mengambil keputusan, contohnya adalah memilih pakaian. Ibu bisa mengajarkan atau mengarahkan mereka untuk memilih pakaian tepat sesuai dengan suhu.

3. Memberikan Mereka Pujian

Siapa sih yang tidak senang usahanya mendapatkan apresiasi? Begitu juga anak kita ya Ibu. Apresiasi sangatlah perlu apabila sang anak sudah melakukan suatu usaha. Cukup dengan pujian saja cukup kok. Apresiasi berdasarkan usaha dan upaya mereka akan memotivasi mereka untuk menjadi lebih baik.

4. Kenalkan Peraturan

Peraturan dibuat untuk membuat hidup lebih teratur dan terhindar dari kekacauan. Di sini, peran Ibu dan Ayah untuk mengenalkan mereka akan peraturan agar mereka tahu konsekuensi atas tindakan mereka apabila melanggar peraturan. Selain itu, dengan mengenalkan peraturan, Ibu dan Ayah juga mengajarkan anak untuk menjadi lebih disiplin.

5. Peran Orang Tua

Agar anak menjadi lebih mandiri, Ibu tak hanya harus mendampingi dan mengarahkan mereka, namun juga mengurangi peran Ibu dan Ayah setelah mereka sudah bisa melakukan suatu aktivitas seperti merapikan mainan, meletakkan pakaian kotor atau membuang sampah. Di sini, Ibu atau Ayah tak perlu membantunya karena biarkan mereka merasakan makna tanggung jawab dari apa yang mereka lakukan.

6. Memberikan Evaluasi

Selain memberikan pujian, kita juga harus memberikan penilaian atau evaluasi atas apa yang mereka kerjakan ya, Ibu. Evaluasi ini dibutuhkan agar mereka bisa melakukan hal yang lebih baik atau mengingatkan mereka apabila mereka kurang maksimalm melakukan suatu hal. Selain itu, tak hanya Si Kecil saja yang perlu dievaluasi, bagaimana Ibu dan Ayah mengasuh mereka juga turut dievaluasi karena mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang mandiri juga merupakan suatu pembelajaran.

7. Mengajarkan Anak Untuk Memecahkan Masalah

Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti tidak lekang oleh masalah. Begitu juga dengan anak-anak kita, Ibu. Masalah bisa terjadi karena kesalahan mereka ataupun karena adanya konflik di lingkungan, salah satunya di sekolah. Peran Ibu dan Ayah di sini adalah mengajarkan mereka untuk tidak lari dari masalah dan segera memecahkannya. Apabila mereka melakukan kesalahan, tanyakan mereka hal yang terkait pemecahan dari kesalahan yang telah mereka lakukan. Hal ini bertujuan agar anak terangsang untuk memikirkan pilihan beserta keputusan paling tepat apa yang bisa mereka ambil.

8. Ajarkan Mereka Bertanggung Jawab atas Apa yang Mereka Lakukan

Tidak ada orang yang tidak pernah melakukan salah. Ibu dan Ayah harus tahu bahwa anak-anak selalu melakukan kesalahan. Meski kita harus meminta mereka memikirkan konsekuensi dan juga mempertanggung jawabkan atas apa yang mereka lakukan, sebagai orang tua, kita juga harus memberikan pemahaman bahwa salah itu hal yang normal. Kendatipun begitu, kita juga tidak boleh menormalisasi berbuat salah atau melanggar peraturan, karena hal ini justru membuat sang anak menjadi pribadi yang suka melanggar peraturan.

Related Posts

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Recent Stories