Efektifkah Metode Montessori di Masa Pandemi?

Bagaimana metode Montessori di masa Pandemi? Apakah efektif digunakan? Di Indonesia, perkembangan pendidikan sudah berkembang pesat, pesatnya dunia pendidikan tersebut ditandai oleh banyaknya kurikulum yang aplikasikan di sekolah-sekolah, salah satu kurikulum yang mulai banyak digunakan oleh beberapa sekolah adalah Montessori.

Montessori sendiri merupakan metode pendidikan yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan, dokter, dan pendidik berkebangsaan Italia bernama Maria Montessori. Awalnya, pengembangan metode ini merupakan hasil dari penelitian Dr. Maria Montessori terhadap perkembangan intelektual anak, terutama anak yang mengalami keterbelakangan mental.

Kendati metode yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori ini digunakan oleh anak-anak dengan keterbelakangan mental, metode Montessori ini juga efektif diaplikasikan untuk anak-anak yang normal.

Kemudian, pada tahun 1906, metode satu ini mulai dikenal di penjuru negeri Italia. Akhirnya, di tahun tersebut, Maria Montessori diminta untuk mengasuh anak di pusat pengasuhan di daerah San Lorenzo, Roma. Kesempatan ini, ia gunakan untuk meneliti dan mengamati interaksi anak-anak melalui metode yang sudah dikembangkan olehnya.

Di Indonesia sendiri, metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori ini sering diimplementasikan di sekolah taraf PAUD atau pra-sekolah. Namun, sang penggagasnya sendiri juga menerapkan metode yang ia temukan ini pada anak usia SD.

Sebelum, ia meninggal, Dr. Maria Montessori membuat semacam abstraksi bagaimana metode yang ia kembangkan ini bisa diterapkan di jenjang menengah dan juga tinggi melalui bukunya yang berjudul From Childhood to Adolescence.

Prinsip Metode Montessori

Metode Montessori - Belajar Sambil Bermain

Setelah mengetahui sejarah bagaimana Montessori bermula, tentu Ibu penasaran tentang apa saja yang ditawarkan oleh metode ini. Popularitas metode yang digagas oleh Maria Montessori ini sebenarnya cukup baik di Indonesia. Beberapa sekolah, terutama sekolah untuk anak-anak pra-sekolah hingga TK cukup banyak yang mengimplementasikan metode satu ini.

Ada beberapa tujuan dari digagasnya metode ini, apa sajakah itu?

  • Membantu orang tua agar bisa menerapkan pola pendidikan efektif untuk anak mereka.
  • Membantu anak didik untuk mengembangkan intelektualitas, psikomotor, dan afeksi mereka.
  • Agar anak didik mampu berkembang sesuai dengan masa perkembangannya.
  • Mengajarkan cara belajar yang efektif melalui interaksi dengan sekitar atau permainan.
  • Menekankan pada kebebasan bereksplorasi dan pembelajaran secara ekspereriensial.
  • Mengajarkan anak agar bisa memilih apa saja dan mempertanggung jawabkannya.
  • Mengajarkan anak untuk berkreasi dan berkonsentrasi.

1. Proses Belajar yang Berbasiskan Pengalaman Inderawi (Eksperiensial)

Prinsip yang ditekankan oleh Maria Montessori dalam mengembangkan metodenya ini adalah bagaimana anak-anak bisa menggunakan seluruh pengalaman inderawinya untuk belajar. Materi yang dirancang juga berbeda dengan metode lain.

Kendati pun begitu, metode ini masih mempelajari subjek seperti matematika. Alih-alih menghafalkan rumus, anak-anak menggunakan alat peraga agar mereka bisa berinteraksi dengan sekitarnya.

Alasan mengapa anak-anak perlu diajarkan dengan cara seperti ini adalah Maria Montessori percaya bahwa anak-anak perlu bergerak dan belajar dari pengalaman yang mereka alami secara langsung.

2. Guru Menyediakan Alat Untuk Belajar

Tentu saja, meski anak-anak belajar melalui pengalaman secara langsung, metode satu ini masih membutuhkan guru. Akan tetapi, fungsi guru di sini tidak mendikte apa yang anak pelajari. Fungsi guru di sini adalah memandu selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Karena fungsi guru di sini adalah sebagai pemandu, guru di sini harus mempersiapkan alat peraga agar kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan baik.

3. Prepared Environment

Kurikulum Montessori tak hanya memacu anak belajar dari pengalaman, namun juga eksplorasi. Dengan demikian, tempat belajar atau kelas perlu dirancang agar Si Kecil bisa belajar mengeksplorasi secara mandiri.

Maka dari itu, biasanya di kelas-kelas sekolah dengan metode Montessori ini terdapat beberapa alat-alat yang bisa dibuat berinteraksi dengan anak-anak.

4. Peace Education

Edukasi damai? Apa maksudnya? Pada dasarnya pendidikan damai ini dirancang agar anak mampu untuk mengatasi konflik tanpa adanya kekerasan. Untuk mencapai solusi, tentu anak-anak dituntut agar bisa lebih kreatif.

Nilai-nilai saling menghormati, menghargai, dan mencintai ditanamkan agar anak bisa tetap menyelesaikan masalah dengan cara tanpa kekerasan.

5. Dibimbing dengan Cara One-on-One Lesson

Metode yang digagas oleh Maria Montessori ini menerapkan pembelajaran one-on-one lesson sesuai dengan kebutuhan anak karena setuap guru harus memberikan materi sesuai dengan usia dan tingkat akademik masing-masing anak.

Ada 5 bidang utama yang diajarkan dalam kurilkulum Montessori, di antaranya:

1. Kemampuan Bahasa

Bidang yang dipelajari dalam metode ini adalah kemampuan berbahasa atau berkomunikasi. Kemampuan ini bisa dikatakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak-anak. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berbahasa atau berkomunikasi anak-anak?

Dalam kelas dengan metode Montessori, anak-anak diminta untuk bercerita atau mempresentasikan satu tema. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan huruf-huruf melalui permainan yang dipersiapkan sang guru.

2. Matematika

Apa yang ada di benak Ibu apabila mendengarkan matematika? Perkalian? Atau rumus-rumus pitagoras? Bukan itu, Ibu. Memang, matematika sangat lekat dengan rumus, namun, yang diajarkan di tahap pra-sekolah tentu sangat jauh dengan rumus-rumus tersebut.

Di dalam subyek ini, anak-anak dituntut untuk mengenal bentuk, ukuran, angka, dan lainnya. Beberapa cara untuk mengajarkan atau memperkenalkan hal-hal tersebut, guru-guru bisa menggunakan lagu.

3. Kehidupan Sehari-hari

Inti dari pengajaran dengan metode besutan Maria Montessori ini adalah bagaimana anak bisa memilih dan mempertanggung jawabkan pilihan mereka. Maka dari itu, mereka harus mempelejari banyak hal dari kehidupan sehari-hari mereka.

Mereka harus bisa mandiri dan melakukan banyak hal sendiri seperti memakai baju, celana, sepatu dan yang lainnya. Selain itu, mereka harus bisa membersihkan alat makan sendiri.

4. Budaya

Yang dipentingkan dari metode satu ini bukanlah hanya IQ saja yang bisa optima, namun juga aspek lain seperti afeksi, moral, tata krama, dan hal lainnya.

Indonesia sendiri dikenal sebagai negara dengan budaya yang sangat kaya, namun, pengajaran yang diajarkan oleh metode ini baru-baru saja dipopulerkan kembali.

5. Sensorik

Bidang utama terakhir yang diajarkan di dalam metode satu ini adalah sensorik. Di dalam kelas Montessori, anak-anak diperkenalkan dengan mainan yang mampu melatih kemampuan indera sensoriknya.

Metode Montessori di Tengah Pandemi

Metode Montessori - Belajar di Kala Pandemi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa metode yang digagas oleh Maria Montessori ini, menyediakan beberapa hal seperti alat peraga dan ruangan yang dirancang agar anak bisa bereksplorasi melalui pengalaman inderawinya.

Bagaimana metode ini di masa pandemi sekarang ini. Yang kita ketahui, di masa pandemi Covid-19 seperti ini, tak hanya orang dewasa saja yang bekerja di rumah, anak-anak pun juga. Hal tersebut tentu menjadi tantangan yang cukup berat bagi para pelaku Montessori terutama sekolah dan guru yang menerapkan metode tersebut.

Akan tetapi, dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Catherine M. Scott dan Brooke M. Myers, menunjukkan bahwa, meskipun kelas virtual menjadi tantangan bagi guru, murid, dan juga orang tua, ternyata, dari jurnal tersebut anak-anak generasi Covid-19 mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Meski begitu, untuk anak-anak yang sebelumnya belajar secara tatap muka, melakukan pembelajaran secara virtual cukup sulit karena mereka sudah memiliki rasa kebersamaan atau kolektivitas.

Related Posts

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Recent Stories