4 Jenis Pola Asuh Orang Tua yang Tepat bagi Anak

pola asuh orang tua

Menerapkan cara mengasuh anak yang baik merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang wajib terpenuhi. Sejatinya terdapat tiga kebutuhan dasar anak yang dapat orang tua berikan, yaitu 3A (Asah, Asih, dan Asuh). Asah merupakan stimulasi, asih merupakan kebutuhan emosi dan kasih sayang, dan asuh merupakan kebutuhan fisik anak. Apalagi pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak sangat penting, lho.

Mau tahu mengenai pola asuh anak yang tepat? Yuk, scroll ke bawah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pola asuh. Pastinya artikel ini dapat membantu menjadi skripsi pola asuh orang tua dan kuesioner pola asuh orang tua !

Pengertian Pola Asuh Anak

Pola asuh anak merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak mulai dari bayi hingga dewasa nanti. Hal tersebut menjadi tanggung jawab orang tua. Alasannya, karena orang tua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal. Baik secara akademik atau kehidupan secara umum.

Singkatnya, orang tua mempunyai tanggung jawab besar dalam memberikan asuhan yang tepat untuk anak. Setiap orang tua harus memiliki dasar pola asuh yang baik agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang bisa dan sesuai dengan khalayak umum.

Masing-masing orang tua berhak untuk memilih pola asuh yang tepat untuk anak mereka. Baik itu pola asuh yang permisif, otoriter, atau autoritatif, bisa orang tua pilih dalam membesarkan si Kecil. Hal yang paling penting untuk orang tua ketahui setiap pola asuh memengaruhi kepribadian dan karakter anak di masa mendatang.

Jenis-jenis Pola Asuh Anak

Menurut ilmu psikologi, terdapat 4 jenis pola asuh orang tua. Setiap pola asuh memiliki dampak yang berbeda terhadap karakter anak. Banyak orang tua yang mengasuh anak menggunakan satu pola asuh yang tampak lebih dominan, ketimbang cara lainnya. Berikut buku pola asuh anak yang baik.

Pola Asuh Authoritarian (Otoriter)

Pola asuh authoritarian menjadikan orang tua menjadi pemegang kekuasaan tertinggi alias otoriter terhadap anak. Karakteristik pola asuh otoriter, yaitu kaku, tegas, merasa selalu benar dalam mengemukakan pendapat, dan menerapkan hukuman jika tidak sesuai aturan atau kemauan orang tua. Pola asuh otoriter dapat membentuk karakter anak yang disiplin dan patuh.

Namun, hal tersebut juga tidak selalu baik bagi anak. Sebab, banyak orang tua yang otoriter sering mengatakan ungkapan “pokoknya” ketika sedang mengutarakan pendapat, tanpa memedulikan atau mendengarkan pendapat dan keinginan anak.

Akhirnya, sang anak tidak terbiasa dalam membuat sebuah keputusan sendiri dan takut mengungkapkan pendapatnya. Tidak hanya itu saja, anak juga bisa mengalami stres dan berdampak buruk bagi perkembangan emosinya.

Pola Asuh Indulgent (Permisif)

Berbeda dengan pola asuh otoriter, pola asuh indulgent merupakan kebalikan hal tersebut. Orang tua cenderung mengikuti semua keinginan anak atau sederhananya selalu ‘memanjakan’ anak. Bagi anak, orang tua dengan pola asuh indulgent bisa menjadi teman yang baik baginya. Alasannya, karena memberikan perhatian, kehangatan, dan interaksi yang cukup baik.

Ciri lain dari jenis pola asuh ini, yaitu selalu mendorong anaknya untuk melakukan apa yang mereka inginkan, jarang mengatur jadwal anak, mendukung perilaku anak sekalipun itu negatif, serta menghindari hukuman bagi anak.

Anak yang tumbuh dengan pola asuh akan tumbuh kreatif karena terbiasa bebas mengekspresikan dirinya dalam berbagai banyak hal. Namun, dalam jangka panjang, anak juga bisa menjadi tidak disiplin, agresif jika keinginannya tidak terpenuhi, dan kurang inisiatif.

Pola Asuh Authoritative (Demokratis)

Pola asuh demokratis atau authoritative merupakan pola asuh yang paling ideal. Alasannya, karena adanya keseimbangan permintaan anak beriringan dengan respons yang baik dari orang tua juga.

Orang tua dengan jenis pola asuh ini dapat mengarahkan anak secara rasional. Anak akan mendapatkan batasan dan konsekuensi yang konsisten ketika batasan tersebut dilanggar. Tujuan dan konsekuensi tersebut dijelaskan kepada anak pada awal penentuan dan disepakati oleh anak juga.

Sebaliknya, orang tua juga kerap memberikan pujian, hadiah, serta dukungan emosional saat anak mencapai suatu prestasi. Orang tua dana anak dapat mengkomunikasikan apa saja, sehingga, anak menjadi jujur, patuh, dan disiplin.

Pola Asuh Neglectful (Cuek)

Pola asuh orang tua pdf, yaitu pola asuh neglectful merupakan pola yang minim keterlibatan orang tua. Orang tua cenderung membiarkan anak berkembang dengan sendirinya. Pola asuh jenis ini, orang tua hanya memenuhi kebutuhan fisik dasar anak, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian saja. Sementara, untuk kebutuhan secara psikologis dan emosional jarang bahkan sama sekali tidak terpenuhi. 

Penyebab orang tua menerapkan pola asuh ini, umumnya terjadi karena sibuk atau masalah pribadi orang tua (kesehatan mental, tindak kriminal, masalah ekonomi, dan sebagainya).

Akibatnya, pola asuh ini membuat anak lebih banyak menggunakan gawai, televisi, atau video game. Sehingga, pola pendidikan anak seperti ini membuat anak tidak terdidik dengan benar. Selain itu, anak juga tidak dapat mengontrol diri, kepercayaan diri rendah, sulit menjalin komunikasi, emosi tidak terkontrol hingga berdampak pada nilai akademis yang buruk.

Strategi Mengasuh Anak

Mengasuh anak dengan baik dan benar bukanlah hal yang mudah. Orang tua harus memberikan cara mengasuh yang positif, agar tumbuh kembang anak jadi optimal. Dengan demikian, orang tua harus memiliki strategi mengasuh anak yang bisa orang jadikan sebagai pola asuh orang tua jurnal.

Membangun Kelekatan dengan Anak

Orang tua dalam mengasuh anak tentu harus memerhatikan cara membangun kelekatan dengan anak. Tujuannya agar anak menjadi nyaman dan aman jika bersama orang tuanya. Cara orang tua membangun kelekatan dengan anak bisa dengan memberi perhatian yang cukup, mendampingi anak saat anak bermain, dan melakukan aktivitas fisik dengan gembira.

Memperlakukan Anak dengan Hormat

Memperlakukan hormat sesama adalah hal yang umum orang dewasa lakukan. Hal tersebut juga berlaku dengan anak yang perlu mendapatkan rasa hormat dari orang tua. Setelah anak memberikan hormat kepada orang tua, maka ia berhak menerima hal yang serupa. 

Orang tua dapat memperlakukan anak dengan hormat, seperti menghargai pilihan anak, mengapresiasi setiap capaian perkembangan anak, tidak membedakan anak, memberikan pengasuhan dan layanan individual, mengintegrasikan pengasuhan & pendidikan yang memuat keragaman, dan mengajarkan anak mengenai arti toleransi.

Memberikan Pengasuhan Proaktif

Sebagai orang tua tentu harus bisa untuk selalu berusaha mengendalikan situasi. Orang tua dapat berfokus pada masalah yang ingin mereka kendalikan tanpa melibatkan sikap reaktif, seperti marah atau menyalahkan anak. Orang tua dapat menerapkan cara, seperti membangun rasa empati anak terhadap lingkungan dan orang sekitar.

Melakukan Komunikasi Efektif

Berkomunikasi yang baik antara orang tua dan anak adalah saling memahami apa yang terjadi. Peran orang tua sangat krusial karena harus melakukan beberapa hal, seperti menjadi pendengar aktif, memahami ekspresi emosi anak, menggunakan kalimat positif saat berkomunikasi, menghindari penggunaan bahasa yang rumit, dan menemukan dorongan dalam diri anak.

Memberikan Disiplin Positif

Mendidik anak juga harus membuat mereka disiplin. Sebab, melalui disiplin anak dapat mengontrol keadaan tanpa orang tua harus ikut banyak campur tangan. Cara orang tua membuat disiplin anak, seperti membuat kesepakatan dengan anak, tegas dalam memberikan konsekuensi terhadap aturan yang ada, dan mengidentifikasi kebutuhan dasar anak.

Related Posts

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Recent Stories