Fakta Etilen Glikol dengan Gagal Ginjal Akut pada Anak

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

Etilen glikol merupakan zat kimia yang bisa berbahaya jika menggunakannya dengan cara tidak tepat. Senyawa ini tengah ramai menjadi perbincangan, karena menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal akut pada anak. Sehingga, BPOM menarik beberapa obat sirup yang mengandung etilen glikol. Bahkan, pemerintah juga menghimbau untuk memberhentikan konsumsi parasetamol sirup dan menggantinya dengan tablet untuk anak.

Walaupun etilen glikol belum menjadi penyebab pasti kondisi gagal ginjal akut, hanya saja etilen glikol memang terkenal cukup berbahaya. Salah satu efek samping yang bisa terjadi adalah gagal ginjal akut. Lalu,  apa itu etilen glikol? Mengapa kandungannya sangat berbahaya bagi kesehatan? Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai etilen glikol dan dietilen glikol di sini!

Apa itu Etilen Glikol & Dietilen Glikol?

Secara umum saat ini Etilen Glikol dan Dietilen Glikol merupakan zat kimia yang memiliki efek toksik atau beracun jika terkonsumsi melebihi batas aman. Keracunan zat kimia beracun tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan hingga gagal ginjal akut.

Etilen Glikol adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki rasa manis. Etilen Glikol paling sering menjadi zat antibeku (antifreeze) pada radiator kendaraan. Namun, zat ini bisa menjadi pelarut pada industri atau produk rumah tangga.

Berbeda dengan Etilen Glikol, Dietilen Glikol adalah memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan Etilen Glikol, tetapi molekulnya terdiri dari dua molekul Etil Glikol yang melekat satu sama lain. Biasanya Dietilen Glikol banyak terdapat pada produk rumah tangga, namun biasanya menjadi pelarut dalam obat sirup untuk menggantikan gliserin, karena harganya lebih murah. Keduanya menyebabkan keracunan jika mengonsumsi lebih dari batas aman.

Baca juga: Obat Sirup Jadi Penyebab Gagal Ginjal? Cek Faktanya!

Kaitan Cemaran Etilen Glikol di Obat Sirup dengan Gagal Ginjal Akut pada Anak

Sebelumnya sudah jelas bahwa kegunaan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol merupakan senyawa pelarut yang biasa terdapat pada produk industri berat. Dalam obat-obatan, terkadang ada beberapa kandungan yang tidak bisa larut dalam air, seperti parasetamol. Sehingga, perlu ada tambahan senyawa alkohol sebagai pelarutnya. Tetapi, tentu saja senyawa ini tidak bisa menjadi pelarut obat karena berbahaya.

Oleh karena itu, dalam membuat obat, senyawa alkohol yang bisa dan aman untuk dijadikan sebagai pelarut adalah jenis propilen glikol dan gliserin. Kedua jenis ini biasa menjadi pengawet, penahan kelembaban, dan kosmetik, sehingga tidak menyebabkan bahaya secara langsung.

Namun, penggunaan gliserin yang aman dalam membuat obat membutuhkan waktu pengolahan yang cukup lama. Alasannya, karena gliserin memiliki titik beku yang lebih tinggi. Berbeda dengan Etilen Glikol yang memiliki titik beku yang lebih rendah.

Melihat keefektifitasan dalam segi bisnis, proses pengolahan ini jauh lebih menguntungkan, dan tidak memakan biaya yang lebih besar. Efisiensi semacam ini yang kerap industri “nakal” gunakan untuk menyiasati menaikkan keuntungan yang lebih besar. Tetapi, ada alasan lain mengapa Etilen Glikol terdapat pada obat sirup. Misalnya, karena ia menjadi produk sampingan dari reaksi kimia tertentu.

Jika harus menggunakan obat sirup yang mengandung Etilen Glikol, ada batas wajar yang sudar lembaga kesehatan internasional atur. Sementara, temuan Etilen Glikol yang terdapat pada obat sirup bukanlah produk sampingan, melainkan senyawa yang bertindak sebagai pelarut. Alasan inilah yang menjadi penyebab kondisi gagal ginjal akut pada anak akhir-akhir ini.

Padahal sesuai dengan Farmakope dan standar baku nasional yang ada, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk penggunaan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol dalam obat sirup sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari sesuai aturan BPOM.

Namun, yang terjadi tidak sesuai aturan BPOM. sehingga, Kementerian Kesehatan melakukan penarikan obat sirup dan melarang penggunaanya. Akibatnya, banyak orang tua yang panik dan khawatir mengenai kesehatan anak mereka.

Dampak Keracunan Etilen Glikol & Dietilen Glikol

Secara tegas BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi obat di Indonesia. Semua produk sirup yang beredar untuk anak atau orang dewasa tidak boleh mengandung EG dan DEG.

Keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dapat terjadi jika menelan, menghirup, atau bersentuhan langsung dengan zat kimia tersebut. Meski demikian, efek keracunan berat, termasuk gagal ginjal akut, dapat terjadi jika zat kimia tersebut tertelan dalam jumlah yang  banyak.

Setelah tertelan, Etilen Glikol (EG) hanya membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 4 jam untuk tubuh serap. Kemudian tubuh akan mengubahnya menjadi senyawa beracun. Gejala keracunan EG akan muncul secara bertahap dalam 72 jam setelah tertelan.

Tahap Gejala Keracunan Etilen Glikol

Sebelumnya sudah sepakat bahwa EG dan DEG merupakan senyawa beracun. Keracunan yang berbahaya jika sampai tertelan dan tubuh menyerapnya. Namun, saat keracunan EG tertelan terdapat beberapa tahapan. Berikut tahapan gejala keracunan EG berdasarkan penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit USA (CDC).

Tahap I

Tahap awal keracunan Etilen Glikol efeknya seperti orang yang sedang mengosnumsi alkohol atau minuman keras. Efek neurologis yang timbul selang 30 menit sampai 12 jam setelah tertelan EG di atas batas normal bisa penderita rasakan karena zat kimia ini tidak termetabolisme oleh tubuh. Gejala yang timbul pada tahap I, yaitu:

  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Gangguan bicara.
  • Linglung.
  • Gangguan koordinasi gerakan tubuh.
  • Pergerakan bola mata yang cepat secara tidak sadar.
  • Rewel pada anak-anak.
  • Mual dan muntah.

Tahap II

Gejala selanjutnya pada keracunan Etilen Glikol akan berdampak pada tubuh bagian otak, ginjal, jantung dan paru-paru. Hal ini terjadi selang 12 jam hingga 24 jam setelah terpapar EG di atas batas normal. Gejala yang timbul pada tahap II, yaitu:

  • Napas lebih cepat dari biasanya.
  • Batuuk-batuk.
  • Sedikit sesak napas.
  • Tekanan darah naik atau turun secara ekstrem.

Apabila kondisinya cukup parah atau konsentrasi Etilen Glikol yang masuk dalam tubuh cukup tinggi, penderita bisa mengalami gagal jantung hingga meninggal dunia.

Tahap III

Gejala selanjutnya pada keracunan Etilen Glikol dengan dosis tinggi bisa menyebabkan gagal ginjal selang 24 jam hinga 72 jam. Pada tahap ini juga akan menentukan seberapa parah ginjal yang berdampak. Apakah penderita akan mengalami gagal ginjal sementara atau sifatnya akut sampai gagal ginjal kronis atau berkepanjangan. Berikut gejala yang terjadi pada tahap ketiga, yaitu:

  • Jarang atau tidak sama sekali buang air kecil.
  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Muntah darah.

Baca juga: Penyebab Anemia, dan Cara Mengatasinya (Yuk Ketahui, Bu!)

Obat Sirup yang Mengandung Etilen Glikol

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan daftar obat sirup yang mengandung EG dan DEG melebihi batas ambang normal. Temuan tersebut berdasarkan hasil pengujian 39 bets dari 26 obat pada pasien gagal ginjal akut. Berikut jenis obat berupa obat penurunan demamd serta obat batuk dan flu, yaitu:

  1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan botol plastik 60ml. 
  2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan botol plastik 60ml. 
  3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan botol plastik 60ml.
  4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan botol 60ml. 
  5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan botol 15ml.

Related Posts

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Recent Stories