Waspada, Gejala Campak pada Bayi yang Harus Diketahui!

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, terdapat peningkatan kasus campak pada bayi selama tahun 2021 hingga tahun 2022. Saat ini, sebanyak 55 Kejadian Luar Biasa (KLB) di 34 Kabupaten/Kota di 12 Provinsi di Indonesia. Semakin meningkatnya kasus campak pada anak-anak orang tua sangat diharapkan untuk menjaga kesehatan anaknya. 

Mau tahu lebih lanjut mengenai penyebab campak pada bayi? Yuk, scroll ke bawah untuk mengetahui seluruh informasinya di sini!

Penyakit Campak pada Bayi

Penyakit campak sudah mulai menyebar di Indonesia secara masif. Tapi, apa itu campak? Penyakit campak adalah salah satu infeksi virus serius yang disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan tergolong penyakit yang sangat menular (infeksius).

Virus penyebab campak ini menginfeksi saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh manusia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus tertinggi sedunia. Penyakit ini juga biasa orang kenal dengan sebutan Morbili atau Measles, termasuk ke dalam golongan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi (PD3I). Beberapa orang menganggap campak hanya sebagai ruam kecil dan demam yang hilang dalam beberapa hari.

Namun, campak dapat juga menyebabkan komplikasi kesehatan yang cukup serius, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dapat memicu kematian. Sebaiknya, orang tua memahami gejala, penyebab dan penularan campak.

Baca juga: Atasi Demam dengan Obat Penurun Panas Anak yang Ampuh

Jenis-jenis Campak pada Bayi

Setelah mengetahui pengertian campak dan cara penularan campak pada anak-anak orang tua juga perlu mengetahui jenis-jenis campak yang bisa menyerang anak-anak. Berikut jenis-jenis campak pada bayi dan anak yang perlu orang tua ketahui.

Campak Rubella (Jerman)

Campak Rubella dapat tertular lewat udara yang  terkontaminasi oleh batuk dan juga bersin dari penderita. Gejala campak pada bayi ini cenderung ringan sehingga sulit untuk orang tua kenali. Umumnya, virus Rubella akan berkembang pada usia 2-3 minggu sejak penderita terinfeksi.

Gejala yang timbul pada bayi ini disebabkan oleh Virus Rubella adalah demam, nyeri otot, ruam campak merah di wajah dan akan menyebar pada tubuh. Terkadang ada gejala kelenjar getah bening yang membengkak. Campak Rubella sendiri bisa juga menyerang anak lebih besar dan juga orang dewasa.

Campak Bayi (Roseola Infantum)

Sama seperti campak rubella, campak bayi atau dengan istilah roseola infantum memiliki cara penyebaran lewat udara. Meski demikian, campak roseola ini pada umumnya menular pada bayi yang berusia 6 sampai 12 bulan. Orang tua tidak perlu khawatir karena jenis campak ini tidak berbahaya selama ditangani dengan benar.

Campak Rubeola

Campak rubeola tidak hanya ditularkan langsung melalui udara dan bisa juga melalui sentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi. Virus rubeola bisa hidup hingga dua jam meski berada di udara. Sehingga, ada kemungkinan bahwa anak tertular ketika ia sedang bermain di ruangan yang sama meski penderita tidak ada lagi dalam ruangan tersebut.

Gejala yang timbul dari campak rubeola antara lain, batuk, pilek, serta demam pada anak dengan suhu tubuh 40 derajat. Campak ini akan berkembang setelah 10 hingga 12 hari sejak penderita terinfeksi virus rubeola.

Penyebab Terjadinya Bayi Terkena Campak

Penyebab penyakit campak yang menyerang anak-anak terdapat beberapa faktornya. Virus campak biasa ditemukan di hidung maupun tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. Penyakit campak disebabkan oleh Morbilivirus yang merupakan virus RNA. penyebarannya dapat terjadi di udara dan dapat dihirup oleh orang. Berikut penyebab terjadinya bayi terkena campak.

Belum Melakukan Vaksinasi

Seorang anak yang belum mendapatkan vaksin campak, kemungkinan terkena campak jauh lebih besar daripada anak yang sudah mendapatkan vaksin. Bahkan, tercatat data 90% orang yang belum pernah menderita campak telah divaksinasi campak akan terinfeksi bila terkena virus campak.

Perjalanan Internasional

Melakukan perjalanan internasional ke sebuah negara bisa menjadi penyebab terjadinya bayi campak. Apalagi bepergian ke negara-negara campak lebih sering terjadi, maka risiko terkena campak pun menjadi lebih tinggi.

Kekurangan Vitamin A

Seseorang yang tidak memiliki cukup vitamin A dalam makanan kemungkinan besar akan mengalami gejala dan komplikasi campak yang lebih parah. Sehingga, penting bagi orang tua untuk memerhatikan asupan vitamin lewat menu masakan sehari-hari yang sehat untuk keluarga.

Gejala Bayi yang Terkena Campak

Campak bayi bisa terjadi dalam berbagai macam bentuk. Awalnya, akan terlihat sebagai flu berat yang muncul, seperti demam, batuk, ingus, dan kemerahan pada mata. Sebuah riset yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala campak pada bayi muncul 7 hingga 14 hari setelah bayi kontak dengan virus dan biasanya diikuti dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata berair.

Lebih lanjut, gejala yang paling umum dan utama dari campak adalah adanya bintik-bintik merah di kulit. Bercak merah akan muncul pada hari ke-3 hingga hari ke-5 setelah gejala campak pada bayi mulai ia rasakan. Biasanya dimulai sebagai bintik merah datar yang muncul di wajah, di garis rambut, dan menyebar ke bawah ke leher, batang, lengan, dan kaki.

Selain itu, perhatikan beberapa gejala campak pada bayi, seperti:

  • Benjolan kecil yang timbul di atas bercak merah datar.
  • Bintik-bintik bergabung bersama lalu menyebar dari kepala ke bagian tubuh lainnya.
  • Saat ruam muncul, demam anak dapat tinggi hingga 40° C, demam yang tergolong sangat tinggi.

Setelah itu, tidak jarang anak-anak yang terserang campak, juga menderita infeksi telinga. Jadi, gejala campak pada bayi yang seperti ini jangan orang tua abaikan. Kemudian, bintik-bintik yang menonjol juga akan menimbulkan rasa gatal. Kondisi ini akan berlangsung selama 5 hari. Umumnya, bintik akan mereda dan berubah warna menjadi kecokelatan, serta membuat kulit menjadi kering.

Tidak hanya menimbulkan gatal saja, kondisi ini juga bisa menimbulkan nyeri di otot. Selain itu, gejala campak pada bayi juga membuatnya sulit untuk makan, rewel atau sering menangis, dan batuk yang terus menerus meski sudah mendapatkan obat batuk bayi.

Cara Mengobati Campak pada Bayi

Jika gejala campak sudah terlihat jelas pada bayi, sebaiknya orang tua sudah melakukan pengobatan campak pada anak. Berikut langkah-langkah yang dapat orang tua lakukan agar anak merasa nyaman dan mempercepat penyembuhannya.

Istirahat Cukup

Mengobati campak pada bayi yang mudah adalah istirahat total. Ini menjadi faktor paling penting dan utama dalam menjaga tubuh anak agar tetap stabil pada masa pemulihannya. Sebaiknya, istirahat yang cukup juga serta pemberian pengobatan dari obat dokter.

Minum Obat-obatan

Obat campak pada bayi yang bisa orang tua berikan adalah paracetamol atau ibuprofen khusus untuk bayi. Obat ini bantu meredakan nyeri dan demam yang bayi rasakan. Paracetamol bayi cair biasanya dapat dokter gunakan untuk anak seusianya. Perlu orang tua ketahui bahwa bayi yang mendapat obat-obatan berusia di atas 2 bulan dan tidak lahir prematur, serta memiliki berat badan lebih dari 4 kg.

Perbanyak Minum Air Putih

Jika anak mengalami demam sebaiknya memberikan anak banyak cairan karena berisiko mengalami dehidrasi. Tetap terhidrasi dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan tenggorokan yang terjadi karena batuk.

Mengompres Mata Anak

Tidak jarang campak dapat membuat mata terasa tidak nyaman. Lakukan pengompresan pada mata anak dengan lembut untuk membersihkan kerak pada kelopak mata dan bulu mata anak dengan menggunakan kapas yang dibasahi air.

Memisahkan Anak di Kamar

Pastikan memisahkan anak di kamar dan tidak tercampur dengan orang lain. Alasannya, karena campak pada bayi menular tidak hanya lewat sentuhan, tetapi bisa lewat udara.

Memakai Herbal

Cara mengobati campak pada bayi bisa dengan memanfaatkan bahan-bahan dapur. Manfaatkan bawang putih untuk mengobati campak bayi dengan cara alami. Ini akan membantu bayi lebih cepat masa pulihnya.

Baca juga: Obat Sirup Jadi Penyebab Gagal Ginjal? Cek Faktanya!

Perlukah Memberikan Vaksin Campak pada Bayi?

Selain memerhatikan jawaban apakah campak pada bayi bolehkah mandi, pastikan Ibu sudah melakukan vaksin campak. Alasannya, vaksin pada campak bisa menjadi langkah pencegahan campak.

Pemberian dosis pertama vaksin yang mengandung campak dapat dokter berikan saat usia 9 bulan untuk memproteksi bayi. Dosis vaksin campak yang kedua dapat dokter berikan pada usia 15-18 bulan atau dengan jarak minimal 4 minggu.

Namun, di Indonesia, dosis vaksin campak dokter berikan sesuai dengan jadwal imunisasi menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia pada usia 9 bulan. Kemudian, dokter lanjutkan dengan dosis booster saat usia 18 bulan, dan saat anak sekolah dasar usia 6-7 tahun.

Dosis vaksin campak yang dokter berikan pada orang dewasa dan anak adalah sama, yaitu 0,5 mL. Biasanya, vaksinasi secara subkutan pada otot deltoid lengan kiri.

Related Posts

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Recent Stories